Puisi Nila Manila - Suara Yang Hilang

Suara yang hilang

Oleh : Nila Manila

Wahai kalian, ingatkah waktu kita bersuara bersama
Berjalan di tepian jalan seperti anak jalang

Panas terik, adalah tangangan bagi kita
Teriakan suara yang dulu menjadi satu
Kini pecah menjadi seribu

Wahai kalian, yang turun ke jalan
Wahai kalian, yang rindu akan kemenangan

Demi bangsa dan negara
Kau rela berkorban, dan kehilangan darah

Dulu kita pernah bersatu,  menjadi satu
Untuk merebut demokrasi

Tegak,  dan bergetar dalam satu suara
Demi melaksanakan tugas suci yang mulia

Layaknya bendera kita
Yang melambangkan akan keberanian, dan kesucian

Lalu?  Rintihan apa yang sekarang kita dengar
Kau yang berteriak dalam suatu istana
Menggunakan pakaian demi jabatan
Berteriak, dan memberikan suaru intruksi
Tapi!! Lagi-lagi gagal

Kini suara yang dulu nya ditakuti oleh sang raja
Kini ia merasa, bahwa dirinya telah di manja

Wahai kalian yang membawa perubahan
Bangun, bangkit, turun, kepalkan tangan kita

Dan berkata,  kau tak lagi layak di atas sana
Di saat kita duduk, dan mendengarkan seseorang yang duduk di depan

Dan berkata, kita adalah sebuah perubahan dan suara rakyat
Tapi, lagi-lagi itu gagal

Suara kita hilang, bahkan tenggelam
Yang kini menjadi suram

Melihat orang-orang yang mengais di jalan
Kink tak lagi kau bangitkan

Lepaslah seragammu
Lepaslah almamater kampusmu

Mulailah bergerak wahai Maha Siswa
Kitalah suara dari mereka
Kita lah haralah harapan dari Mereka

Jangan biarkan, air mata terus jatuh
Membuat mereka menjadi runtuh

Seakan-akan mereka lumpuh
Yang tak mampu untuk berseru

Tolonglah, dengarkan rintihan mereka
Dengan hatimu sebagai mahasiswa

Kini ku satu kan suara
Untuk kita bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Anak Muda di Era Milenial