Temaram yang dirindukan
menemani malam, dalam suasanya sunyi.
aku hanya mendengarkan bisikan angin.
mendengar suara jangkrik yang terus berbunyi
(hembusan nafas)
terkadang sama halnya dengan kesunyian, yang pernah terjadi di malam yang sama.
waktu itu aku tidak memahami arti dari sebuah perasaan.
yang aku tahu hanyalah, jiwa yang asik dengan kesendiriannya
sehingga malam yang sama hadir, namun dengan waktu yang berbeda.
Rasa yang ingin kembali, tapi aku takut akan perihnya hati kembali
mengapa harus ada pilihan jika itu menyakitkan
salahkan hati yang hanya ingin mendapatkan kehangatan tersendiri
Mengapa harus ada tangisan setelah tawa
kenapa pula harus ada kecewa setelah bahagia
mungkinkan karena itu firasat hati yang sedang terluka
bertanya akan hal yang membuat pertanyaan tersendiri
aku yang menangis dengan keadaan yang sama, tanpa adanya perubahan
aku yang dulu kini sudah hilang, hilang terbawa sendiri, hilang terbawa tangis,
hilang terbawa temaramnya hati.
aku berharap akan ada sosok yang berbeda yang akhirnya melepaskan hati dari belenggu.
RN_manila
Komentar
Posting Komentar